Sabtu, 23 April 2016

mengulang /wudhu

FIQIH PAGI Melanjutkan Atau Mengulang Wudhu Pertanyaan ; Seandainya saya wudhu dengan air kran, kemudian ditengah² wudhu airnya habis, lalu saya wudhu di tempat lain/tetangga, apakah saya harus memulai wudhu dari awal atau cukup melanjutkan aja ? Jawaban ; Tidak perlu mengulangi wudhunya dari awal, ia cukup melanjutkan wudhunya aja. Dengan syarat, anggota wudhu yg sebelumnya BELUM KERING. Jika ternyata anggota wudhu yg udh dibasuh sebelumnya telah kering, maka ia wajib mengulang wudhunya dari awal. Dalam sbuah Hadist yg diriwayatkan oleh Imam Ahmad dan Abu Dawud disebutkan, "Bahwa Rasulullah صلى الله عليه وآله وسلم melihat seorang laki² di punggung kakinya ada bagian sebesar mata uang logam yg tidak terkena air wudhu, maka beliau memerintahkan untuk mengulang wudhunya !" (HR. Ahmad dan Abu Dawud) Dalam Hadist diatas, telah jelas disebutkan bahwa Rasulullah صلى الله عليه وآله وسلم memerintahkan pria tersebut untuk mengulangi wudhunya dari awal, karena anggota wudhu sebelumnya telah kering. واللــــــه اعـــــلم والعفـــــومــــــنكم (Min Fatwa Ulama Salaf wal Kholaf)

Jumat, 22 April 2016

pesan kh.maimun zubair

PESAN MBAH MAIMUN ZUBAIR UNTUK PARA PENGHAFAL QURAN "Zaman akhir cah cilik apal Qur’an waton apal koyo moco Koran. Cah cilik sing apal mung koyo wayang munggah panggung mlebu TV dadi hiburan. Akeh sik moco Qur’an mung krono duit waton moco tanpo makhroj tanpo tajwid. Pondok dibangun mung kerono gengsi megah mewah akeh santri tanpo isi. Akeh sik moco Qur’an nanging yo linglung persis koyo Asu rebutan Balung. Ojo melu edan-edannan leee. Manuto Gurumu, Mbah Arwani". =========== Yang Artinya: Di zaman akhir ini banyak kita dapati anak-anak kecil banyak yang menghafal Al Qur’an akan tetapi hanya sekedar hafal seperti halnya membaca koran atau majalah. Anak-anak kecil yang hafal Al Qur’an diibaratkan seperti wayang kulit yang sering diikutkan perlombaan atau pertunjukan dipanggung atau di tempat lain sampai masuk televisi sehingga menjadi sebuah hiburan. Banyak yang membaca Al Qur’an karena tujuan mencari uang sehingga kurang memperhatikan ilmu-ilmu membaca Al Qur’an seperti membaca tanpa makhraj dan tajwid yang benar. Banyak juga dijumpai berdirinya pondok-pondok pesantren dengan tujuan dan niat gengsi demi persaingan dengan pondok-pondok lain, yang mana ukuran megahnya gedung dan banyaknya jumlah santri menjadi prioritas utama akan tetapi ilmu dan kualitas dari para santrinya dikesampingkan. Dengan kondisi yang seperti itu sehingga banyak santri yang bisa membaca dan menghafal Al Qur’an akan tetapi lupa terhadap isi dan ajaran dari Al Qur’an yang diharapkan yaitu untuk mengamalkannya, sehingga seolah-olah diibaratkan laiknya anjing-anjing yang saling berebut tulang, yaitu dalam hal ibadah tapi demi tujuan dunia dan saling berlomba-lomba meraihnya. Taatilah gurumu, Mbah Arwani. - KH. Maimun Zubair, Kyai Karismatik asal Rembang, Perbatasan Jawa Timur-Jawa Tengah. Beliau yang berusia 90 tahun adalah Pengasuh Pondok Pesantren Al-Anwar Karangmangu, Sarang, Rembang, Jawa Tengah

Selasa, 05 April 2016

pembagian ilmu 3

Sebagai tambahan... Jika kita mengamati secara nyata.... Banyak orang lulusan pesantren... Yang tidak belajar ilmu umum sama sekali... Mereka tetap bisa hidup dengan benar... Damai dan tenteram Bahkan makmur... Hanya dengan bekal ilmu agama saja.... Namun tidak demikian sebaliknya... Orang yang hanya melulu belajar umum saja tanpa agama sedikitpun... Jelas di finishnya... Ia akan masuk neraka karena ia tidak tahu cara menjadi hamba allah yang semestinya... Bagaimana mungkin.... Ilmu yang menuntun kita ke surga akan disamakan dengan ilmu yang tidak bisa membawa kita ke surga...? Ibarat karcis pesawat dengan secarik kertas biasa... Meski sama sama kertas... Apakah sama nilainya...? Tentu tidak bukan...?

pembagian ilmu 2

Kalau menurut saya.... Dikotomi itu sudah benar... Dan mungkin anda saja yang tidak memahami dengan benar... Ilmu agama adalah ilmu tentang agama... Yang diperlukan semua orang untuk melaksanakan perintah allah... Seperti sholat... Puasa... Zakat... Dan haji... Juga ilmu untuk mengesakan allah swt seperti ilmu tauhid dan semacamnya... Yang harus dan wajib dipelajari semua orang agar bisa menyembah allah swt dengan benar... Karena itu adalah Tujuan utama allah swt menciptakan kita... Allah swt berfirman... وما خلقت الجن والانس الا ليعبدون... Dan tidak aku ciptakan jin dan manusia.... Kecuali hanya untuk menyembahku.... Karena itu... Ilmu agama menjadi ilmu yang sangat urgen dan sewajarnya menjadi prioritas dalam hidup setiap manusia... Sedangkan ilmu umum... Adalah sebutan bagi cabang ilmu yang bersifat duniawi... Seperti ilmu kedokteran dan ilmu fisika... Karena ilmu ini bukankah ilmu yang di perlukan setiap orang dalam rangka menyembah allah swt... Bahkan dalam kehidupan sehari hari... Ilmu ini tidak diperlukan oleh setiap orang... Jika sudah ada yang menguasai... Maka yang lain sudah tidak begitu urgen untuk menguasainya pula... Dan dalam hal ini... Allah swt berfirman... ولا تنس نصيبك من الدنيا..... Dan jangan engkau lupakan bagianmu dari dunia... Artinya... Untuk bagian dunia... Allah swt hanya menganjurkan dan tidak mewajibkan dan menjadikannya sepenting menyembah kepada allah swt.... Karena itu... Tingkatan ilmu agama yang berorientasi agama.... berbeda dengan dengan ilmu umum yang berorientasi dunia saja... Bahkan dalam satu ayat lain... Allah swt berfirman dalam alquran.... انما يخشى الله من عباده العلماء.... Sesungguhnya yang takut pada allah hanyalah para ulama... Siapa ulama itu...? Bukan sembarang ahli ilmu... Melainkan ahli ilmu agama...! Karena itu... Apapun sudut pandang pegiat sains ataupun logika ilmiah tentang Dikotomi ilmu agama dan umum.... Dikotomi itu sudah ada sejak awal... Dikotomi itu ada bahkan dalam alquran sebagaimana yang sudah saya jelaskan... Jadi terserah cara memahaminya saja.... Dan sebagai penutup.... Saya suguhkan satu ayat lagi... يرفع الله الذين آمنوا منكم واللذين أوتوا العلم درجات... Allah swt mengangkat derajat orang-orang yang beriman dari kamu semua dan yang diberi ilmu dengan beberapa derajat.... Kata al ilma dalam ayat tersebut adalah ilmu agama... Karena dalam lafad العلم ada ال yang bermakna lil ahdi dzihni... Yang sudah dipahami sebelumnya.... Dan derajat di situ adalah derajat di sisi allah...

pembagian ilmu 1

Ingat masa nyantri dulu. Ada pembagian ilmu menjadi dua: ilmu umum dan agama. Ilmu umum murni dunia, katanya, dan ilmu agama untuk akhirat. Dengan manggut-manggut dan idealisme meledak-ledak kuamini dikotomi ini. Lalu setelah belajar di luar, baru kumulai menata pemikiran. Mulai tampak bahwa dikotomi itu tidak sepenuhnya benar dan bahkan menyesatkan. Kalau dipikir-pikir shalat pun adalah ilmu gerak fisik dan berbicara, yang memebedakan tujuan niatnya kalau untuk Allah maka jadi ibadah. Kalau begitu apa bedanya dengan mengobati bagi dokter, mengajar bagi guru? Hanya tipis sekali bedanya. Shalat dari dasarnya berfungsi untuk ibadah Cuma manusia kadang meniatkan berbeda. Ini ibadah langsung pada Tuhan demikian puasa dan haji. Tapi mengobati bagi dokter tujuan utamanya adalah membantu sesama merupakan ibadah melalui manusia. Jika tidak diniatkan karena Allah bukan ibadah. Lalu beberapa tahun kemudian kutahu bahwa ilmu untuk beribadah dan mengenal tuhan adalah fardu ain sedang untuk ilmu yang lain fardu kifayah. Fardu, bukan sunnat hukumnya. Namun, karena terlanjur didikotomikan, kemudian di pesantren ilmu sains dikesampingkan. Sedang disisi lain pada sekolah formal ilmu agama dipinggirkan. Terjadilah polarisasi pemikiran antara kaum agama dan ilmuwan. Masalahnya, pendidikan formal sudah menemukan tempat yang mapan dalam politik kenegaraan. Sedangkan ilmu agama? Tidak ada posisi yang jelas dalam politik kenegaraan meskipun menjadi dasar tertinggi dalam pancasila. Ironisnya, faktor tersebut memposisikan pendidikan agama sebagai minoritas padahal merupakan pendidikan pertama yang membangun negara. Pesantren adalah pendidikan yang paling awal di negara ini. Tapi, kini? Pesantren, sebagian besar, masih berkutat dengan dikotomi tersebut. Akibatnya, terjadi kegamangan dalam mengadopsi pendidikan modern. Satu sisi ingin mengikuti perkembangan tapi di sisi lain tak ingin kehilangan identitas. Hasilnya, output pesantren tetap tidak menghasilkan ilmuan yang agamis tetapi agamawan yang hanya mengenal sains atau ilmuan yang mengenal agama. Mari berpendapat. Mari kritisi.

Senin, 04 April 2016

problem orang sdh menikah

Problem orang yang sudah menikah ada 3 : 1. Susah mencari rizqi yang halal di daerah sendiri. 2. Tidak sabar menghadapi tingkah laku yang tidak baik dari istrinya. 3. Adanya istri dan anak menjadikannya lalai kepada Allah Subhanahu wata'ala. Maka untuk menanggulanginya ada 3 cara agar pasangan suami-istri langgeng: 1. Istiqomahkan NGAJI. 2. Perbanyak SEDEKAH. 3. Lazimkan Ibadah WAJIB dan SUNNAH. [Al Imam Abu Hamid Al Ghazali]

keinginan orang meninggal ingin hidup utk bersedekah

ADA APA DIBALIK KEINGINAN ORANG YG SUDAH MENINGGAL DUNIA INGIN KEMBALI KE DUNIA HANYA UNTUK BERSEDEKAH ? Kenapa orang yang sudah meninggal memilih "bersedekah" jika seandainya dikembalikan ke dunia, seperti tertuang dalam firman Allah Ta'ala: [Surat Al-Munafiqoon : 10) "Ya Rabb-ku, mengapa Engkau tidak menangguhkan (kematian)ku sampai waktu yang dekat, yang menyebabkan aku dapat bersedekah." ? Kenapa dia tidak mengatakan yang menyebabkan aku dapat melaksanakan umroh...atau melaksanakan shalat...atau melaksanakan puasa...? Ulama mengatakan:" Tidaklah orang yang telah meninggal menyebut sedekah kecuali karena pengaruh luar biasa yang tengah ditemukan setelah meninggalnya. Maka itu, perbanyaklah sedekah, karena setiap mukmin pada hari kiamat akan berada di bawah naungan sedekahnya...juga bersedekahlah untuk saudara/kerabatmu, sesungguhnya mereka teramat ingin kembali ke dunia untuk bersedekah dan mengerjakan amal saleh, penuhilah keinginan mereka, serta biasakanlah anak-anakmu melakukannya...perbanyaklah bersedekah." Dan, termasuk sedekah yang paling afdal yang bisa kaulakukan sekarang adalah: membagikan risalah ini dengan niat sedekah, sebab dari setiap orang yang mengamalkan dan mengajarkannya kepada generasi berikutnya pahala (mengamalkan)nya mengalir juga untukmu insya Allah. Pontren As-Sunnah Bagik Nyaka Santri. Fb#pohonkurma. . --------------------------------

mauidhoh haul langitan

MAUIDHOH HAUL LANGITAN KE-45Secara garis besar ceramah KH. Marzuki Mustamar dari malang dalam rangka Haul Masyayikh Pondok Pesantren Langitan Widang Tuban Jatim yang ke 45 tahun 2015 adalah : Guru pondok tanpa gaji tetap ngajar cari Ridho Allah dan ridho kyai. Dosen akhlak tasawwuf ngajar bab zuhud kalo tidak digaji nggak bakal berangkat. Trus ikhlasnya di mana? Ustad Kyai setiap sholat mendoakan santri, santrinya setiap ngaji kirim fatihah/mendoakan kepada kyai/gurunya. Sedang Guru sekolah umum tidak pernah “nirakati” murid, muridnya juga gak pernah memfatehahi/mendoakan guru. Trus barokah dari mana. Guru pondok punya kyai, kyainya punya kyai, kyainya kyai punya guru sampai sambung dengan Rosulullah. Sedang Dosen tafsir di kampus ada yang nasrani, Banyak profesor yg hafidz Quran di Harvard univ yang agamanya yahudi. Jadi kuliah tafsir tapi sanadnya bisa sampai ke dosen yang beragaman yahudi. Kyai di pondok tidak hanya mengajar kitab, tapi beliau adalah gambaran dari isi kitab itu. Santri bisa niru akhlaknya kyai, zuhudnya kyai, wirainya kyai, sabarnya kyai. Sedang Sekolah umum dan kuliah itu gurunya cuma ngajar. Bahan materinya (pelajaran agamanya) bisa copy paste dari google atau buku. Lah yang nulis (agama) di internet dan di buku itu belum tentu orang sholih. Belum tentu rajin bangun malam. Belajar di pondok tidak banyak kecampuran maksiyat. Santri putra kelasnya dipisah dengan santri putri. Kalo pun jadi satu pasti dipisah tabir. Lah di kampus belajar mata kuliah tasawwuf pas bab khouf (takut kepada Allah) tapi campur aduk laki perempuan. Ngetik makalah bab khouf dan roja (mengharap pengampunan Allah) sambil chatingan sama pacar. Ilmu itu nur (cahaya) sedangkan maksiyat itu dhulm (gelap), tidak akan bisa cahaya dicampur dengan gelap. Yang terpenting di pondok itu ridhonya Kyai. Walaupun tidak bisa baca kitab kalo diridhoi kyai nanti pulang dari pondok hidupnya berkah, bisnis sukses, walaupun cuma punya satu dua santri TPQ ilmunya manfaat barokah...