Rabu, 14 Oktober 2015

HUKUM PUASA MUTIH,PUASA NGROWOT,PUASA PATI GENI

PERTANYAAN

Puasa mutih, Puasa ngrowot,Puasa patigeni, boleh apa tidak??

JAWABAN

Setiap puasa yang dilakukan sesuai dengan hukum syara’ yang tidak tuntunan pelaksaannya, masuk dalam kategori puasa sunah mutlak, dan niatnya adalah puasa mutlak.
Dengan demikian, selama pelaksanaan puasa patigeni tidak mengandung hal-hal yang dilarang dalam agama,
maka puasa tersebut termasuk puasa sunah mutlak.

أسنى المطالب - (ج 5 / ص 281) ( وَتَكْفِي نِيَّةٌ مُطْلَقَةٌ فِي النَّفْلِ الْمُطْلَقِ ) كَمَا فِي نَظِيرِهِ مِنْ الصَّلَاةِ ( وَلَوْ قَبْلَ الزَّوَالِ لَا بَعْدَهُ ) { لِأَنَّهُ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لِعَائِشَةَ يَوْمًا هَلْ عِنْدَكُمْ مِنْ غَدَاءٍ قَالَتْ لَا قَالَ فَإِنِّي إذًا أَصُومُ قَالَتْ وَقَالَ لِي يَوْمًا آخَرَ أَعِنْدَكُمْ شَيْءٌ قُلْت نَعَمْ قَالَ إذًا أُفْطِرُ وَإِنْ كُنْت فَرَضْت الصَّوْمَ } رَوَاهُ الدَّارَقُطْنِيُّ وَصَحَّحَ إسْنَادَهُ
Dalam puasa sunah mutlak (yang tidak terkait dengan puasa wajib dan sunah), cara niatnya cukup dengan niat yang mutlak (umum), sebagaimana niat pada salat sunah mutlak.
Meskipun letak niatnya sebelum dzuhur, dan tidak boleh setelah dzuhur.

Karena Rasulullah Saw suatu hari berkata pada Aisyah: “Apa ada sarapan pagi?” Aisyah menjawab: “Tidak ada.”
Nabi berkata: “Kalau begitu saya puasa.”

Aisyah menyebutkan: Suatu hari yang lain Nabi bertanya pada saya: “Apa ada sarapan pagi?
Saya menjawab:“Ada.”
Nabi berkata:“Kalau begitu saya tidak puasa, meski saya perkirakan berpuasa.”

Puasa patigeni (puasa 24 jam) tidak termasuk puasa wishal yang dilarang oleh Rasullah Saw.
karena puasa wishal yang dilarang adalah berpuasa selama 2 hari (48 jam).

المجموع - (ج 6 / ص 357-359) وعن ابي سعيد الخدرى انه سمع النبي صلي الله عليه وسلم يقول " لا تواصلوا فأيكم ارد ان يواصل فليواصل إلى السحر قالوا فانك تواصل يارسول الله قال إنى لست كهيأتكم اني ابيت لى مطعم يطعمنى وساق يسقيني " رواه البخاري قال أصحابنا وحقيقة الوصال المنهي عنه أن يصوم يومين فصاعدا ولا يتناول في الليل شيئا لا ماء ولا مأكولا فان أكل شيئا يسيرا أو شرب فليس وصالا وكذا إن أخر الاكل الي السحر لمقصود صحيح أو غيره فليس بوصال وممن صرح بأن الوصال أن لا يأكل ولا يشرب ويزول الوصال بأكل أو شرب وان قل صاحب الحاوى وسليم الرازي والقاضى أبو الطيب وامام الحرمين والشيخ نصر والمتولي وصاحب العدة وصاحب البيان وخلائق لا يحصون من اصحابنا
“Rasul bersabda: Janganlah kalian melakukan puasa wishal. Barangsiapa diantara kalian ingin melakukan wishal, maka lakukanlah hingga waktu sahur (sehari semalam).
Para sahabat bertanya: Anda juga melakukan wishal, wahai Rasul?
Rasul menjawab: Saya tidak sama dengan kalian. Di saat malam, ada yang memberi makan dan minum kepada saya.” (HR Bukhari)

Para ulama madzhab Syafii menjelaskan bahwa hakikat puasa wishal yang dilarang adalah puasa dua hari atau lebih tanpa mengkonsumsi makanan dan minuman.
Jika seseorang mengkonsumsi makanan atau minuman sedikit saja, maka tidak disebut wishal.
Diantara ulama yang menjelaskan bentuk puasa wishal seperti definisi ini adalah

Al Mawardi, Salim Al Razi, Qadhi Abu Thayyib, Imam Haramain dan lain lain.

اسعاد الرفيق 2- 14 ومنها اى معاصى البدن الوصال فى الصوم ولو نفلا للنهى عنه وفسره فى المجموع نقلا عن الجمهور بان يصوم يومين فاكثر من غير تناول مطعوم عمدا بلاعذر ...الى ان قال... قال الرويانى ولو فعل الوصال لا على قصد التقرب به لم يأثم كما فى الفتح واصله .
“Diantara perbuatan maksiat tubuh adalah puasa wishal meskipun untuk puasa sunah. Sebab Rasulullah melarang jenis puasa seperti ini.
Sebagaimana diterangkan oleh Imam Nawawi dalam kitab Majmu’nya, puasa wishal adalah puasa selama dua hari atau lebih tanpa mengkonsumsi makanan secara sengaja dan tanpa udzur…

imam Ruyani mengatakan bahwa bila seseorang melakukan puasa wishal tanpa bertujuan mendekatkan diri kepada Allah, maka dia tidak berdosa (boleh).” semoga bermanfaat
1. Puasa dalam segi bahasa artinya menahan diri (QS Maryam : 26). Dalam istilah syariah adalah menahan diri dari makan, minum dan jimak (hubungan intim suami istri) dalam waktu tertentu mulai dari terbitnya fajar sampai terbenamnya matahari dan harus disertai dengan niat. Dengan demikian, maka puasa mutih dan puasa patigeni tidak masuk dalam kategori puasa secara syariah. Dengan demikian, puasa mutih bukan termasuk ibadah. Pelaku puasa mutih tidak berbeda dengan orang yang sedang diet. Oleh karena itu hukumnya boleh berdasarkan pada kaidah fiqih bahwa "Hukum asal dari masalah muamalah (non-ibadah) adalah boleh" [الأصل في الأشياء الأباحة]. Karena bukan ibadah, maka pelakunya tidak mendapatkan pahala apapun. Pelaku puasa mutih dan patigeni hanya akan mendapat keuntungan duniawi seperti kesaktian, dan kewaskitaan. Walaupun boleh, namun kalau dalam melakukan puasa ini terdapat perbuatan yang dilarang syariah, maka ia menjadi haram. Umpamanya, karena puasa mutih menjadi tidak shalat, dll.

1 komentar:

  1. Bukankah puasa mutih hanya makan nasi dan minum air putih ? Kalau sholat ya biasa

    BalasHapus